Sabtu, 11 Juni 2011

Muhammad dan Jibril

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, Telah menceritakan kepada
kami dari Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari Aisyah -Ibu Kaum
Mu'minin-, bahwasanya dia berkata: "Permulaaan wahyu yang datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan mimpi yang benar dalam tidur. Dan tidaklah
Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh. Kemudian Beliau dianugerahi
kecintaan untuk menyendiri, lalu Beliau memilih gua Hiro dan bertahannuts yaitu 'ibadah di
malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum kemudian kembali kepada keluarganya
guna mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Kemudian Beliau menemui
Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq saat Beliau di gua Hiro,
Malaikat datang seraya berkata: "Bacalah?" Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca". Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku
sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!" Beliau menjawab: "Aku
tidak bisa baca". Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku sangat kuat kemudian
melepaskanku dan berkata lagi: "Bacalah!". Beliau menjawab: "Aku tidak bisa baca".
Malaikat itu memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat kuat
lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah)." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada
keluarganya dengan membawa kalimat wahyu tadi dalam keadaan gelisah. Beliau menemui
Khadijah binti Khawailidh seraya berkata: "Selimuti aku, selimuti aku!". Beliau pun diselimuti
hingga hilang ketakutannya. Lalu Beliau menceritakan peristiwa yang terjadi kepada
Khadijah: "Aku mengkhawatirkan diriku". Maka Khadijah berkata: "Demi Allah, Allah tidak
akan mencelakakanmu selamanya, karena engkau adalah orang yang menyambung
silaturrahim." Khadijah kemudian mengajak Beliau untuk bertemu dengan Waroqoh bin
Naufal bin Asad bin Abdul 'Uzza, putra paman Khadijah, yang beragama Nasrani di masa
Jahiliyyah, dia juga menulis buku dalam bahasa Ibrani, juga menulis Kitab Injil dalam Bahasa
Ibrani dengan izin Allah. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta. Khadijah berkata:
"Wahai putra pamanku, dengarkanlah apa yang akan disampaikan oleh putra saudaramu
ini". Waroqoh berkata: "Wahai putra saudaraku, apa yang sudah kamu alami". Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menuturkan peristiwa yang dialaminya. Waroqoh
berkata: "Ini adalah Namus, seperti yang pernah Allah turunkan kepada Musa. Duhai
seandainya aku masih muda dan aku masih hidup saat kamu nanti diusir oleh kaummu".
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah aku akan diusir mereka?" Waroqoh
menjawab: "Iya. Karena tidak ada satu orang pun yang datang dengan membawa seperti apa
yang kamu bawa ini kecuali akan disakiti (dimusuhi). Seandainya aku ada saat kejadian itu,
pasti aku akan menolongmu dengan sekemampuanku". Waroqoh tidak mengalami peristiwa
yang diyakininya tersebut karena lebih dahulu meninggal dunia pada masa fatroh
(kekosongan) wahyu. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Salamah bin
Abdurrahman bahwa Jabir bin Abdullah Al Anshari bertutur tentang kekosongan wahyu,
sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ceritakan: "Ketika sedang berjalan
aku mendengar suara dari langit, aku memandang ke arahnya dan ternyata Malaikat yang
pernah datang kepadaku di gua Hiro, duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku pun
ketakutan dan pulang, dan berkata: "Selimuti aku. Selimuti aku". Maka Allah Ta'ala
menurunkan wahyu: (Wahai orang yang berselimut) sampai firman Allah (dan berhalaberhala
tinggalkanlah). Sejak saat itu wahyu terus turun berkesinambungan." Hadits ini juga
diriwayatkan oleh Abdullah bin Yusuf dan Abu Shalih juga oleh Hilal bin Raddad dari Az Zuhri.
Dan Yunus berkata; dan Ma'mar menyepakati bahwa dia mendapatkannya dari Az Zuhri.(Shahih Bukhari nomor 3)

Kesabaran Nabi Musa

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Muhammad berkata, telah
menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami 'Amru berkata, telah
mengabarkan kepadaku Sa'id bin Jubair berkata, aku berkata kepada Ibnu 'Abbas,
"Sesungguhnya Nauf Al Bakali menganggap bahwa Musa bukanlah Musa Bani Isra'il, tapi
Musa yang lain." Ibnu Abbas lalu berkata, "Musuh Allah itu berdusta, sungguh Ubay bin Ka'b
telah menceritakan kepada kami dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Musa Nabi Allah
berdiri di hadapan Bani Isra'il memberikan khutbah, lalu dia ditanya: "Siapakah orang yang
paling pandai?" Musa menjawab: "Aku." Maka Allah Ta'ala mencelanya karena dia tidak
diberi pengetahuan tentang itu. Lalu Allah Ta'ala memahyukan kepadanya: "Ada seorang
hamba di antara hamba-Ku yang tinggal di pertemuan antara dua lautan lebih pandai
darimu." Lalu Musa berkata, "Wahai Rabb, bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Maka
dikatakan padanya: "Bawalah ikan dalam keranjang, bila nanti kamu kehilangan ikan itu,
maka itulah petunjuknya." Lalu berangkatlah Musa bersama pelayannya yang bernama
Yusya' bin Nun, dan keduanya membawa ikan dalam keranjang hingga keduanya sampai
pada batu besar. Lalu keduanya meletakkan kepalanya di atas batu dan tidur. Kemudian
keluarlah ikan itu dari keranjang (lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu) '
(Qs. Al Kahfi: 61). Kejadian ini mengherankan Musa dan muridnya, maka keduanya
melanjutkan sisa malam dan hari perjalannannya. Hingga pada suatu pagi Musa berkata
kepada pelayannya, '(Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa lelah
karena perjalanan kita ini) ' (Qs. Al Kahfi: 62). Musa tidak merasakan kelelahan kecuali
setelah sampai pada tempat yang dituju sebagaimana diperintahkan. Maka muridnya
berkata kepadanya: '(Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi?
Sesungguhnya aku lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang melupakan aku ini kecuali
setan) ' (Qs. Al Kahfi: 63). Musa lalu berkata: '(Itulah tempat yang kita cari. Lalu keduanya
kembali mengikuti jejak mereka semula) ' (Qs. Al Kahfi: 64). Ketika keduanya sampai di batu
tersebut, didapatinya ada seorang laki-laki mengenakan pakaian yang lebar, Musa lantas
memberi salam. Khidlir lalu berkata, "Bagaimana cara salam di tempatmu?" Musa
menjawab, "Aku adalah Musa." Khidlir balik bertanya, "Musa Bani Isra'il?" Musa menjawab,
"Benar." Musa kemudian berkata: '(Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?) ' Khidlir
menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama Aku) ' (Qs. Al
Kahfi: 66-67). Khidlir melanjutkan ucapannya, "Wahai Musa, aku memiliki ilmu dari ilmunya
Allah yang Dia mangajarkan kepadaku yang kamu tidak tahu, dan kamu juga punya ilmu yang
diajarkan-Nya yang aku juga tidak tahu." Musa berkata: '(Insya Allah kamu akan mendapati
aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun) '
(Qs. Al Kahfi: 69). Maka keduanya berjalan kaki di tepi pantai sementara keduanya tidak
memiliki perahu, lalu melintaslah sebuah perahu kapal. Mereka berbicara agar orang-orang
yang ada di perahu itu mau membawa keduanya. Karena Khidlir telah dikenali maka mereka
pun membawa keduanya dengan tanpa bayaran. Kemudian datang burung kecil hinggap di
sisi perahu mematuk-matuk di air laut untuk minum dengan satu atau dua kali patukan.
Khidlir lalu berkata, "Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah
tidaklah seberapa kecuali seperti patukan burung ini di air lautan." Kemudian Khidlir sengaja
mengambil papan perahu lalu merusaknya. Musa pun berkata, "Mereka telah membawa kita
dengan tanpa bayaran, tapi kenapa kamu merusaknya untuk menenggelamkan
penumpangnya?" Khidlir berkata: '(Bukankah aku telah berkata, "Sesungguhnya kamu sekalikali
tidak akan sabar bersama dengan aku) ' Musa menjawab: '(Janganlah kamu menghukum
aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan
dalam urusanku) ' (Qs. Al Kahfi: 72-73). Kejadian pertama ini karena Musa terlupa. Kemudian
keduanya pergi hingga bertemu dengan anak kecil yang sedang bermain dengan dua
temannya. Khidlir lalu memegang kepala anak itu, mengangkat dan membantingnya hingga
mati. Maka Musa pun bertanya: '(Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan
karena dia membunuh orang lain?) ' (Qs. Al Kahfi: 74). Khidlir menjawab: '(Bukankah sudah
kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?) ' (Qs.
Al Kahfi: 75). Ibnu 'Uyainah berkata, "Ini adalah sebuah penegasan. '(Maka keduanya
berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta
dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka.
Kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh.
Maka Khidlir menegakkan dinding itu) ' (Qs. Al Kahfi: 77). Rasulullah meneruskan ceritanya:
"Khidlir melakukannya dengan tangannya sendiri. Lalu Musa berkata, '(Jikalau kamu mau,
niscaya kamu mengambil upah untuk itu. Khidlir menjawab, "Inilah saat perpisahan antara
aku dan kamu) ' (Qs. Al Kahfi: 77-78). Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semoga
Allah merahmati Musa. Kita sangat berharap sekiranya Musa bisa sabar sehingga akan
banyak cerita yang bisa kita dengar tentang keduanya."(Shahih Bukhari nomor 119)

Mulianya Keimanan


Ketika utusan Abu Qais datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Beliau
bertanya kepada mereka: "Kaum manakah ini atau utusan siapakah ini? Mereka menjawab:
"Rabi'ah!" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "selamat datang wahai para utusan
dengan sukarela dan tanpa menyesal". para utusan itu berkata: "ya Rasulullah, kami tidak
dapat mendatangimu kecuali di bulan suci, karena antara kami dan engkau ada suku Mudlor
yang kafir. Oleh karena itu ajarkanlah kami dengan satu pelajaran yang jelas yang dapat kami amalkan dan dapat kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami, yang dengan begitu  kami dapat masuk surga." kemudian mereka bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam tentang minuman, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan mereka
dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman
kepada Allah satu-satunya, kemudian bertanya: "Tahukah kalian apa arti beriman kepada
Allah satu-satunya?" Mereka menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan: Persaksian tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada
bulan Ramadlan dan mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang". Dan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu janganlah kalian
meminum sesuatu dari al hantam, ad Dubbaa`, an naqir dan al Muzaffaat. Atau Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam menyebut muqoyyir (bukan naqir). Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung
kalian".(Shahih Bukhari no. 51)

Penjelasan : 

Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita suatu arti beriman kepada Allah satu-satunya.
Pertama:Syahadat yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Subhanallah. Allah merupakan Tuhan Yang Maha Besar dan hanya Allah saja yang patut untuk disembah bukan yang lain. Allah telah menciptakan kita dari setetes air yang hina berubah menjadi insan yang sempurna. Allah telah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu yang berasal dari tanah. Allahu Akbar. Adakah di dunia ini orang yang mampu menciptakan seorang manusia dari tanah. Adakah di dunia ini yang mampu menciptakan nyawa kehidupan untuk manusia. Adakah di dunia yang mampu menciptakan triluyan sel yang ada di tubuh manusia. Tidak ada satupun orang di muka bumi yang dapat menciptakan keindahan manusia kecuali Allah Azza Wajalla. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Syukurilah apa yang telah Allah beri kepada kita. Jangan banyak mengeluh kepada Tuhan apalagi bila engkau sampai kufur akan nikmat Allah karena apabila lautan menjadi tinta dan pohon menjadi pena maka kita tak akan mampu menuliskan besarnya nikmat Allah SWT. Ya Allah hamba bersyukur karena Engkau telah menciptakan diriku dan kalian di muka bumi ini untuk menjadi hamba yang selalu rindu dan mencintai-Mu ya Allah. Ucapkanlah bersama-sama Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Siapakah di dunia makhluk Allah yang paling banyak memuji Allah SWT? Siapakah di dunia ini yang selalu mengingat Allah kapanpun dimanapun bahkan dalam keadaan tidur sekalipun. Siapakah di muka bumi ini yang wajahnya bercahaya



Kedua: Mendirikan sholat fardhu merupakan rukun Islam yang ke-2. Kita mendirikan sholat fadhu lima kali dalam sehari. Maka kerjakan sholat fardhu tersebut karena akan menuntunmu ke surga kelak. Karena sesungguhnya sholat fardhu tersebut mencegah perbuatan keji dan munkar. Aduhai Ya Allah diriku rindu dengan surga-Mu maka aku inging masuk kedalam surgamu Ya Allah.

Ketiga: Membayar zakat merupakan rukun Islam yang ke-3. Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Wajib bagi kita apabila sudah memenuhi persyaratan. Fungsi zakat yaitu untuk mensucikan hati, pikiran dan harta kita dari hal-hal kotor. Selain itu zakat dapat menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan dari kita.

Keempat: Puasa merupakan rukun Islam yang ke-4. Puasa adalah menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa dapat membuat diri kita sehat. Puasa ada wajib dan ada sunnah. Puasa melatih diri kita bersabar dalam menjalani hidup dan membuat kita lebih kasih dan sayang kepada orang miskin karena ia tahu bagaimana rasanya menahan lapar.

Kelima: Mengeluarkan seperlima harta rampasan perang. Mohon maaf saya belum mampu untuk menjelaskannya karena belum paham mengenai masalah perang.

Itulah kelima hal yang dapat membuat kita dapat merasakan manisnya surga dan indahnya Tuhan Semesta Alam. Semoga kita dikumpulkan bersama orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal sholeh. Amiin. Allahumma Amiin.

Kesaksian Raja Heraclius Mengenai Islam

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman Al Hakam bin Nafi' dia berkata, telah

mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Ubaidullah

bin Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin 'Abbas telah mengabarkan

kepadanya bahwa Abu Sufyan bin Harb telah mengabarkan kepadanya; bahwa Heraclius

menerima rombongan dagang Quraisy, yang sedang mengadakan ekspedisi dagang ke

Negeri Syam pada saat berlakunya perjanjian antara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan

Abu Sufyan dan orang-orang kafir Quraisy. Saat singgah di Iliya' mereka menemui Heraclius

atas undangan Heraclius untuk di diajak dialog di majelisnya, yang saat itu Heraclius bersama

dengan para pembesar-pembesar Negeri Romawi. Heraclius berbicara dengan mereka

melalui penerjemah. Heraclius berkata; "Siapa diantara kalian yang paling dekat hubungan

keluarganya dengan orang yang mengaku sebagai Nabi itu?." Abu Sufyan berkata; maka aku

menjawab; "Akulah yang paling dekat hubungan kekeluargaannya dengan dia". Heraclius

berkata; "Dekatkanlah dia denganku dan juga sahabat-sahabatnya." Maka mereka

meletakkan orang-orang Quraisy berada di belakang Abu Sufyan. Lalu Heraclius berkata

melalui penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku bertanya kepadanya tentang lelaki

yang mengaku sebagai Nabi. Jika ia berdusta kepadaku maka kalian harus

mendustakannya."Demi Allah, kalau bukan rasa malu akibat tudingan pendusta yang akan

mereka lontarkan kepadaku niscaya aku berdusta kepadanya." Abu Sufyan berkata; Maka

yang pertama ditanyakannya kepadaku tentangnya (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam)

adalah: "bagaimana kedudukan keturunannya ditengah-tengah kalian?" Aku jawab: "Dia adalah

dari keturunan baik-baik (bangsawan) ". Tanyanya lagi: "Apakah ada orang lain yang pernah

mengatakannya sebelum dia?" Aku jawab: "Tidak ada". Tanyanya lagi: "Apakah bapaknya

seorang raja?" Jawabku: "Bukan". Apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang

atau orang-orang yang rendah?" Jawabku: "Bahkan yang mengikutinya adalah orang-orang

yang rendah". Dia bertanya lagi: "Apakah bertambah pengikutnya atau berkurang?" Aku

jawab: "Bertambah". Dia bertanya lagi: "Apakah ada yang murtad disebabkan dongkol

terhadap agamanya?" Aku jawab: "Tidak ada". Dia bertanya lagi: "Apakah kalian pernah

mendapatkannya dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang dikatakannya itu?" Aku

jawab: "Tidak pernah". Dia bertanya lagi: "Apakah dia pernah berlaku curang?" Aku jawab:

"Tidak pernah. Ketika kami bergaul dengannya, dia tidak pernah melakukan itu". Berkata

Abu Sufyan: "Aku tidak mungkin menyampaikan selain ucapan seperti ini". Dia bertanya lagi:

"Apakah kalian memeranginya?" Aku jawab: "Iya". Dia bertanya lagi: "Bagaimana kesudahan

perang tersebut?" Aku jawab: "Perang antara kami dan dia sangat banyak. Terkadang dia

mengalahkan kami terkadang kami yang mengalahkan dia". Dia bertanya lagi: "Apa yang

diperintahkannya kepada kalian?" Aku jawab: "Dia menyuruh kami; 'Sembahlah Allah

dengan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun, dan tinggalkan apa yang dikatakan

oleh nenek moyang kalian. ' Dia juga memerintahkan kami untuk menegakkan shalat,

menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim". Maka

Heraclius berkata kepada penerjemahnya: "Katakan kepadanya, bahwa aku telah bertanya

kepadamu tentang keturunan orang itu, kamu ceritakan bahwa orang itu dari keturunan

bangsawan. Begitu juga laki-laki itu dibangkitkan di tengah keturunan kaumnya. Dan aku

tanya kepadamu apakah pernah ada orang sebelumnya yang mengatakan seperti yang

dikatakannya, kamu jawab tidak. Seandainya dikatakan ada orang sebelumnya yang

mengatakannya tentu kuanggap orang ini meniru orang sebelumnya yang pernah

mengatakan hal serupa. Aku tanyakan juga kepadamu apakah bapaknya ada yang dari

keturunan raja, maka kamu jawab tidak. Aku katakan seandainya bapaknya dari keturunan

raja, tentu orang ini sedang menuntut kerajaan bapaknya. Dan aku tanyakan juga kepadamu

apakah kalian pernah mendapatkan dia berdusta sebelum dia menyampaikan apa yang

dikatakannya, kamu menjawabnya tidak. Sungguh aku memahami, kalau kepada manusia

saja dia tidak berani berdusta apalagi berdusta kepada Allah. Dan aku juga telah bertanya

kepadamu, apakah yang mengikuti dia orang-orang yang terpandang atau orang-orang yang

rendah?" Kamu menjawab orang-orang yang rendah yang mengikutinya. Memang mereka

itulah yang menjadi para pengikut Rasul. Aku juga sudah bertanya kepadamu apakah

bertambah pengikutnya atau berkurang, kamu menjawabnya bertambah. Dan memang

begitulah perkara iman hingga menjadi sempurna. Aku juga sudah bertanya kepadamu

apakah ada yang murtad disebabkan marah terhadap agamanya. Kamu menjawab tidak ada.

Dan memang begitulah iman bila telah masuk tumbuh bersemi di dalam hati. Aku juga sudah

bertanya kepadamu apakah dia pernah berlaku curang, kamu jawab tidak pernah. Dan

memang begitulah para Rasul tidak mungkin curang. Dan aku juga sudah bertanya

kepadamu apa yang diperintahkannya kepada kalian, kamu jawab dia memerintahkan kalian

untuk menyembah Allah dengan tidak menyekutukan dengan sesuatu apapun, dan

melarang kalian menyembah berhala, dia juga memerintahkan kalian untuk menegakkan

shalat, menunaikan zakat, berkata jujur, saling memaafkan dan menyambung silaturrahim.

Seandainya semua apa yang kamu katakan ini benar, pasti dia akan menguasai kerajaan yang

ada di bawah kakiku ini. Sungguh aku telah menduga bahwa dia tidak ada diantara kalian

sekarang ini, seandainya aku tahu jalan untuk bisa menemuinya, tentu aku akan berusaha

keras menemuinya hingga bila aku sudah berada di sisinya pasti aku akan basuh kedua

kakinya. Kemudian Heraclius meminta surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang

dibawa oleh Dihyah untuk para Penguasa Negeri Bashrah, Maka diberikannya surat itu

kepada Heraclius, maka dibacanya dan isinya berbunyi: "Bismillahir rahmanir rahim. Dari

Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius. Penguasa Romawi, Keselamatan

bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Kemudian daripada itu, aku mengajakmu dengan seruan

Islam; masuk Islamlah kamu, maka kamu akan selamat, Allah akan memberi pahala

kepadamu dua kali. Namun jika kamu berpaling, maka kamu menanggung dosa rakyat kamu,

dan: Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada

perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita

persekutukan dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian

yang lain sebagai Rabb selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada

mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."

Abu Sufyan menuturkan: "Setelah Heraclius menyampaikan apa yang dikatakannya dan

selesai membaca surat tersebut, terjadilah hiruk pikuk dan suara-suara ribut, sehingga

mengusir kami. Aku berkata kepada teman-temanku setelah kami diusir keluar; "sungguh dia

telah diajak kepada urusan Anak Abu Kabsyah. Heraclius mengkhawatirkan kerajaan

Romawi."Pada masa itupun aku juga khawatir bahwa Muhammad akan berjaya, sampai

akhirnya (perasaan itu hilang setelah) Allah memasukkan aku ke dalam Islam. Dan adalah

Ibnu An Nazhur, seorang Pembesar Iliya' dan Heraclius adalah seorang uskup agama

Nashrani, dia menceritakan bahwa pada suatu hari ketika Heraclius mengunjungi Iliya' dia

sangat gelisah, berkata sebagian komandan perangnya: "Sungguh kami mengingkari

keadaanmu. Selanjutnya kata Ibnu Nazhhur, "Heraclius adalah seorang ahli nujum yang

selalu memperhatikan perjalanan bintang-bintang. Dia pernah menjawab pertanyaan para

pendeta yang bertanya kepadanya; "Pada suatu malam ketika saya mengamati perjalanan

bintang-bintang, saya melihat raja Khitan telah lahir, siapakah di antara ummat ini yang di

khitan?" Jawab para pendeta; "Yang berkhitan hanyalah orang-orang Yahudi, janganlah anda

risau karena orang-orang Yahudi itu. Perintahkan saja keseluruh negeri dalam kerajaan anda,

supaya orang-orang Yahudi di negeri tersebut di bunuh." Ketika itu di hadapakan kepada

Heraclius seorang utusan raja Bani Ghasssan untuk menceritakan perihal Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam, setelah orang itu selesai bercerita, lalu Heraclius memerintahkan

agar dia diperiksa, apakah dia berkhitan ataukah tidak. Seusai di periksa, ternyata memang

dia berkhitam. Lalu di beritahukan orang kepada Heraclius. Heraclius bertanya kepada orang

tersebut tentang orang-orang Arab yang lainnya, di khitankah mereka ataukah tidak?" Dia

menjawab; "Orang Arab itu di khitan semuanya." Heraclius berkata; 'inilah raja ummat,

sesungguhnya dia telah terlahir." Kemudian heraclisu berkirim surat kepada seorang

sahabatnya di Roma yang ilmunya setarf dengan Heraclisu (untuk menceritakan perihal

kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Sementara itu, ia meneruskan

perjalanannya ke negeri Himsha, tetapi sebelum tiba di Himsha, balasan surat dari

sahabatnya itu telah tiba terlebih dahulu. Sahabatnya itu menyetujui pendapat Heraclius

bahwa Muhammad telah lahir dan bahwa beliau memang seorang Nabi. Heraclius lalu

mengundang para pembesar Roma supaya datang ke tempatnya di Himsha, setelah

semuanya hadir dalam majlisnya, Heraclius memerintahkan supaya mengunci semua pintu.

Kemudian dia berkata; 'Wahai bangsa rum, maukah anda semua beroleh kemenangan dan

kemajuan yang gilang gemilang, sedangkan kerajaan tetap utuh di tangan kita? Kalau mau,

akuilah Muhammad sebagai Nabi!." Mendengar ucapan itu, mereka lari bagaikan keledai

liar, padahal semua pintu telah terkunci. Melihat keadaan yang demikian, Heraclius jadi

putus harapan yang mereka akan beriman (percaya kepada kenabian Muhammad). Lalu di

perintahkannya semuanya untuk kembali ke tempatnya masing-masing seraya berkata;

"Sesungguhnya saya mengucapkan perkataan saya tadi hanyalah sekedar menguji keteguhan

hati anda semua. Kini saya telah melihat keteguhan itu." Lalu mereka sujud di hadapan

Heraclius dan mereka senang kepadanya. Demikianlah akhir kisah Heraclius. Telah di

riwayatkan oleh Shalih bin Kaisan dan Yunus dan Ma'mar dari Az Zuhri. (Shahih Bukhari nomor 6)

Selasa, 07 Juni 2011

Cahaya Kejujuran


Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kejujuran akan menuntun seseorang menuju kebaikan, dan kebaikan akan menuntun seseorang menuju surga” (HR. Bukhori)

Penjelasan:

Sesungguhnya kejujuran merupakan akhlak terpuji dalam Islam. Barangsiapa yang selalu jujur dalam hidupnya maka kejujuran tersebut akan menuntunnya menuju kebaikan. Seseorang yang senantiasa jujur dalam kesehariannya maka orang lain pun akan menyenangi tingkah lakunya. Kita lihat akhlak Nabi Muhammad SAW. Semasa hidupnya ia selalu bersikap jujur baik lisan maupun dari hatinya dan perilakunya. Bahkan ia digelari Al-Amiin. Orang yang paling jujur di muka bumi. 

Karena berkat kejujuran sayyidina Muhammad SAW, agama Islam dapat berkembang sangat cepat dari dulu hingga sekarang. Sedikitpun tidak ada tampang pendusta di wajah Nabi. Maka masyarakat pun percaya akan risalah yang Nabi sampaikan kepada umat manusia.

Kejujuran akan mengangkat derajat manusia dihadapan Sang Khaliq. Siapakah di dunia ini yang tidak ingin masuk surga akibat kejujuran? Saya yakin semua orang pasti akan mau masuk surga jikalau dia mau mengamalkan ajaran Nabi yang mulia ini.

Alkisah dulu, Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam rangka menuntut ilmu ketika masih muda ditodong oleh para perampok. Para perampok tersebut selalu merampas harta orang lain dengan sangat keji. Ketika perampok terebut merampok harta Syaikh tersebut mereka berkata “Dimana harta yang kamu bawa”. Syaikh tersebut menjawab dengan polos dan jujur “Di bawah kantung ketiak diriku.” Karena perompak tersebut keheranan maka syaikh tersebut dibiarkan pergi begitu saja. Kejadian tersebut berlangsung berulang kali hingga perompak tersebut menyelidiki benarkah apa yang ia katakan. Alhasil didapatkan uang di bawah ketiak Syaikh tersebut. Maka perompak tersebut bertaubat kepada Allah karena dosa-dosa yang telah mereka lakukan melalui kejujuran Syaikh Abdul Qadir Jailani tersebut yang sangat menggugah iman kita untuk senantiasa bertasbih kepada Sang Ilahi. 

Subhanallah begitu dahsyatnya orang yang dalam hidupnya selalu jujur kepada Allah. Ia sediktpun tak ada rasa ingin berdusta karena ia tahu dusta akan membawa dia ke neraka. Maka ayo sama-sama kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW senantiasa bersikap jujur baik dalam tingkah laku kita maupun dalam lisan kita. Barangsiapa yang berusaha mengangkat jiwa dan dirinya maka hendaklah ia membiasakan sikap jujur di dalam dirinya sehingga dirinya akan memiliki karakter yang kuat. Semoga kita dikumpulkan di surga kelak. Amiin. Allahumma Amiin.



Ahli Surga

Hadis riwayat Abu Hurairah ra. :

Bahwa seorang badui datang menemui Rasulullah saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu perbuatan yang apabila aku lakukan, aku akan masuk surga. Rasulullah saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat fardu, membayar zakat dan puasa Ramadan. Orang itu berkata: Demi Zat yang menguasai diriku, aku tidak akan menambah sedikit pun dan tidak akan menguranginya. Ketika orang itu pergi, Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang senang melihat seorang ahli surga, maka lihatlah orang ini. (Shahih Muslim No.16)

Penjelasan:   

Pertama: Janganlah kita menyekutukan Allah. Karena itu merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Sucikan ibadahmu dengan keikhlasan. Rasulullah SAW bersabda: "Hak Allah atas hamba-Nya adalah beribadah kepada-Nya tanpa syirik dengan sesuatu apapun, dan hak hamba-Nya atas Allah adalah tidak menyiksa barangsiapa yang tidak syirik dengan sesuatu apapun." ( HR. Al Bukhari dan Muslim ). Sungguh dahsyat orang yang beribadah tanpa berbuat syirik kepada Allah. Contoh perbuatan syirik yang ada di sekitar kita misalnya mendatangi tukang-tukang sihir, percaya ada kekuatan selain Allah, dan lain-lain.

Bahkan ketahuilah pembaca dimanapun kalian berada bahwa orang yang memurnikan Allah tanpa sekutu ikhlas dari lubuk hati yang terdalam maka akan dimasukkan kedalam surga walaupun bagaimana amalnya tersebut. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, 'dan Isa adalah hambanya, rasul-Nya, kalimat yang dianugrahkan-Nya kepada Maryam dan ruh dari sisinya, dan bersaksi bahwa (perihal) surga dan neraka itu adalah benar, Allah memasukkannya ke dalam surga walau bagaimana amalnya." ( HR. Al Bukhari dan Muslim dari 'Ubadah bin Shamit radhiallahu 'anhu)
Maka ayo dari sekarang murnikan keesaan Allah semurni-murninya. Inginkah kalian masuk surga?

Kedua: Mendirikan sholat fardhu merupakan rukun Islam yang ke-2. Kita mendirikan sholat fadhu lima kali dalam sehari. Maka kerjakan sholat fardhu tersebut karena akan menuntunmu ke surga kelak. Karena sesungguhnya sholat fardhu tersebut mencegah perbuatan keji dan munkar. Aduhai Ya Allah diriku rindu dengan surga-Mu maka aku inging masuk kedalam surgamu Ya Allah.

Ketiga: Membayar zakat merupakan rukun Islam yang ke-3. Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Wajib bagi kita apabila sudah memenuhi persyaratan. Fungsi zakat yaitu untuk mensucikan hati, pikiran dan harta kita dari hal-hal kotor. Selain itu zakat dapat menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan dari kita.

Keempat: Puasa merupakan rukun Islam yang ke-4. Puasa adalah menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa dapat membuat diri kita sehat. Puasa ada wajib dan ada sunnah. Puasa melatih diri kita bersabar dalam menjalani hidup dan membuat kita lebih kasih dan sayang kepada orang miskin karena ia tahu bagaimana rasanya menahan lapar.

Subhanallah Alhamdulillah Allahu Akbar

Masuk Surga

Dari sahabat Anas bin Malik ra, dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan empat perkara berikut ini niscaya ia masuk surga, yaitu; darah, harta, kemaluan dan minuman.”

Penjelasan:

Pertama Darah.

Darah yang dimaksud adalah membunuh satu sama lain kecuali berperang mengharapkan ridho Allah. Membunuh perbuatan yang dibalas dengan pedihnya siksa api neraka. “Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. an-Nisa` [4]: 93)

Kedua Harta

Al-Munafiqun ayat 9, “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.”
Dikhawatirkan harta yang kita miliki membuat kita jatuh dari mengingat Allah. Karena banyak orang mencari harta dengan cara yang tidak halal. Maka carilah dunia dengan cara yang halal tapi janganlah engkau mencintai dunia karena kehidupan di dunia ini menipu.

Ketiga Kemaluan

Al-Isra' ayat 32 “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” 

Wahai pembaca dimanapun engkau berada. Janganlah engkau mendekati zina. Antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim harus ada hijab agar tidak terjadi fitnah dan mencegah setan memasuki aliran darahmu. Sungguh perbuatan zina amat berat siksanya.

Keempat Minuman

Minuman keras memiliki dampak yang buruk bagi peminumnya. Haram mutlak hukum minum-minuman keras. Karena dapat mengacaukan pikiran dan akal peminum serta merugikan orang yang ada disekitarnya. 
Maka dari hadits tersebut kita bisa mengambil hikmah

a.       Tinggalkanlah sesuatu yang dilarang oleh Agama Islam
b.      Berusaha melakukan amal sholeh
c.       Memperbanyak membaca istighfar dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
d.      Jagalah setiap aliran darah kita dari unsur yang berbau haram
e.       Berdoa semoga kita semua dikumpulkan di Surga bersama Nabi Muhammad SAW.




Subhanallah. Alhamdulillah. Allahu Akbar.

Keindahan Allah

Rasulullah bersabda:" Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa yang menjaganya niscaya akan masuk surga." (HR. Bukhari)

Penjelasan :

Allah memiliki nama-nama yang Indah dan Mulia yaitu Asmaul Husna. Tidak ada sesuatu yang mampu mengalahkan keindahan nama-nama Allah. Mulianya orang yang menghafal Asmaul Husna membacanya, memahaminya, meyakininya, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amalkan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna tersebut dan jagalah nama-nama Allah yang Indah tersebut niscaya Engkau akan masuk Surga. Inginkah kalian masuk surga Allah? Hafalkanlah. Dan serukanlah Allah atau Ar-Rahman atau Asmaul Husna di bumi manapun kamu tinggal.

Allah Ta’ala juga berfirman,

 “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS Luqmaan:27).

Subhanallah Maha Suci Allah keagungan, kebesaran dan kemuliaan-Mu, serta nama-nama-Mu yang Maha Indah, sifat-sifat-Mu yang Maha Tinggi dan kalimat-kalimat-Mu yang Maha Sempurna, yang tidak mampu diliputi oleh siapapun (dari makhluk-Mya), serta tidak ada seorang pun yang mengetahui hakekat dan mampu membatasi/menghitungnya. Subhanallah. Alhamdulillah. Allahu Akbar.

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Barangsiapa yang mengenal Allah dengan nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan-Nya maka dia pasti akan mencintai-Nya”

Minggu, 05 Juni 2011

Tiada Tuhan Selain Allah

Tiada Tuhan Selain Allah
Rasulullah SAW bersabda:
 “Barangsiapa yang akhir ucapannya (sebelum mati) adalah ‘Laa ilaaha illallaah’ niscaya masuk surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud

Penjelasan:

Tiada Tuhan yang haq untuk disembah kecuali Allah Azza Wa Jalla. Allah adalah Tuhan yang tak ingin disakiti oleh hambanya. Iman, Islam, Ihsan membuat keyakinan bertambah bahwa hanya Allah Sang Raja di muka bumi. Ucapkanlah Laa ilaaha illallaah.Ya Allah aku dan kalian rindu pada-Mu Ya Allah

Melihat hadits tersebut, saya teringat pada sebuah kisah yang sangat menarik dan menakjubkan. Kisah ini diceritakan oleh Al Khotib Al Baghdadi, dalam Tarikh Bagdad 10/335.

Abu Ja’far At Tusturi mengatakan, “Kami pernah mendatangi Abu Zur’ah Ar Rozi yang dalam keadaan sakaratul maut di Masyahron. Di sisi Abu Zur’ah terdapat Abu Hatim, Muhammad bin Muslim, Al Munzir bin Syadzan dan sekumpulan ulama lainnya. Mereka ingin mengajarkan Abu Zur’ah dengan mengajari hadits Laa ilaha Illallah sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ

“Tuntunlah orang yang akan meninggal di antara kalian dengan bacaan: ‘laa ilaha illallah’.” (HR. Muslim no. 2162)

Namun mereka malu dan takut pada Abu Zur’ah untuk mengajarkannya. Lalu mereka berkata, “Mari kita menyebutkan hadits (dengan sanadnya/ jalur riwayat).”

Muhammad bin Muslim lalu mengatakan, “Adh Dhohak bin Makhlad telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih” Kemudian Muhammad tidak meneruskannya.

Abu Hatim kemudian mengatakan, “Bundar telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih.” Lalu Abu Hatim juga tidak meneruskannya dan mereka semua diam.

Kemudian Abu Zur’ah yang berada dalam sakaratul maut mengatakan, “Bundar telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), Abu ‘Ashim telah menceritakan kepada kami, (beliau berkata), dari Abdul Hamid bin Ja’far, (beliau berkata), dari Sholih bin Abu ‘Arib, (beliau berkata), dari Katsir bin Murroh Al Hadhromiy, (beliau berkata), dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ

Setelah itu, Abu Zur’ah rahimahullah langsung meninggal dunia.
Abu Zur’ah meninggal pada akhir bulan Dzulhijjah tahun 264 H.

Semoga akhir hidup kita membaca kalimat tauhid ini dan membuat diri kita makin besar kerinduan kita berjumpa dengan Dzat yang telah meminjamkan mata, telinga, wajah, tangan dan kaki ini kepada kita semua yang semuanya adalah milik Allah dan kita akan kembali kepada-Nya. Ya Allah Yang Maha Kuat berikanlah sedikit kekuatanmu untuk diriku dan kalian untuk membaca kalimat Agung ini Ya Allah.

Maka dari itu semua carilah kunci kalimat tauhid tersebut dalam Ilmu, Yakin, Taat dan Patuh, Jujur, Ikhlas, Sabar, Istiqomah, Rindu dan Cinta. Jika semua sudah engkau punya maka engkau menyatu dengan ikrar suci Tiada Tuhan Selain Allah. Pembeda antara seorang Muslim dengan Kafir. Terangi muka bumi dengan kalimat ini niscaya engkau akan dapat penerangan di Hari Pembalasan kelak.

 Allah berfirman:
“Ketahuilah bahwa tiada ilah (yang haq) selain Allah.” (QS. Muhammad: 19)






Takut Kepada Allah

Rasulullah SAW telah bersabda, “Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya.”

Penjelasan :

Dalam sebuah kitab Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara bara api yang sangat mengerikan, semua umat menjadi berlutut karena kesusahan menghadapinya. Allah S.W.T berfirman yang bermaksud, “Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diberikan kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan.” (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Lantas mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan bara apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahwa suara bara api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan, “Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata, “Umatku, umatku.”

Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad S.A.W. Pada masa itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata, “Wahai api! Demi hak orang-orang yang sholat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali.”

Walaupun dikata demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W”

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril A.S. “Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siram kepadanya.” Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.

Setelah itu Rasulullah S.A.W pun bertanya kepada Jibril A.S. “Wahai Jibril, Apakah air itu?” Maka Jibril berkata, “Itulah air mata orang durhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah S.W.T. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu.” Maka padamlah api itu dengan izin Allah S.W.T.

Telah bersabda Rasulullah S.A.W, ” Ya Allah berikanlah kepada kami dua bola mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemukannya air mata.


Rindu Bertemu Allah

Ubadah bin Shamid r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman: Apabila hamba-Ku senang untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga senang untuk bertemu dengannya. Dan jika dia tidak suka untuk bertemu dengan-Ku, Aku juga tidak suka untuk bertemu dengannya.” (HR. Bukhari, hadits shahih)

Penjelasan :

Indahnya berjumpa dengan Allah. Melihat wujud asli merupakan nikmat terbesar. Rahmatnya sangat besar. Ketika seorang mukmin dijemput oleh kematian, ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia memperoleh ridha dan karamah Allah, maka tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai daripada apa yang ada dihadapannya sehingga ia amat senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun senang untuk bertemu dengannya. Adapun orang kafir ketika dijemput oleh kematian, maka ia mendapatkan kabar gembira bahwa ia akan mendapatkan azab dan siksa Allah, maka tidak sesuatu yang paling ia benci daripada apa yang ada di hadapannya sehingga ia tidak senang untuk bertemu dengan Allah. Allah pun tidak senang untuk bertemu dengannya. 

Sungguh indah orang-orang yang dikarunia cinta kerinduan yang ada pada dirinya. Senantiasa merindukan Allah menikmati kelezatan menyebut nama Allah. Orang yang hatinya diliputi rindu maka ia akan selalu berusaha untuk menggapai apa yang ia rindukan. Mentaati Allah dan Rasul merupakan bentuk kerinduan kepada Sang Khalik. Bahkan setan pun tak bisa menggoda manusia yang didalam hatinya hanya ada kerinduan berjumpa dengan Tuhannya. Seringlah kalian semua mengikuti majelis dzikir, majelis shalawat, majelis ta’lim, atau ke masjid untuk menghadiri seruan Allah karena Allah mengharamkan kaki yang berjalan di jalan Allah dari api neraka. Orang yang hadir di majelis tersebut maka Allah haramkan dari api neraka apalagi jiwa dan hati yang selalu diliputi kerinduan kepada Allah. Ya Allah tunjukkanlah kami kejalan yang lurus yaitu jalan orang  yang telah Engkau beri nikmat kepada-Nya bukan jalan yang dimurkai dan bukan pula jalan yang sesat.  

Ya Allah tempatkanlah hamba-hamba yang diliputi kerinduan pada-Mu di Syurga. Izinkanlah hamba untuk melihat keindahan diri-Mu. Sungguh keindahan-Mu tak bisa disifatkan bahkan dibayangkan sedikitpun. Sungguh surga terindah yang paling indah adalah melihat keindahan Engkau Ya Allah. Sungguh besar kasih sayang-Mu pada orang yang merindukan diri-Mu. 

Alkisah sebagaimana ketika seorang hamba yang mencintai Allah dimasa hidupnya dengan sungguh-sungguh merindukan Allah, mencintai Rasul, maka saat ia di timbang dan di sidang, terlihat amal-amal pahalanya bagai gunung- gunung cahaya banyaknya, namun ia pernah berdosa pada fulan, fulan dan fulan, pahalanya dipreteli sampai habis... pahalanya habis, masih tersisa perbuatan jahat yang tak bisa ia tebus pada seseorang yang pernah ia sakiti, maka ia harus menerima kebalikannya, yaitu dosa - dosa orang itu dipindahkan padanya sebesar kejahatannya pada orang itu..., maka Allah melihat kejadian itu bahwa hamba-Nya ini akan diusung ke neraka karena orang yang ia sakiti tak mau memaafkannya, maka Allah swt berkata pada orang itu: “Wahai hamba-Ku, kau tak mau memaafkan hamba-Ku ini?” orang itu menjawab : tidak wahai Allah, karena aku pun banyak dosa, kalau aku tidak menumpukkan dosaku padanya atas kejahatannya maka aku semakin berat di neraka, dengan aku berikan dosaku padanya pun aku masih harus masuk neraka karena dosaku pun banyak, maka Allah berkata : “Lihatlah keatasmu”, maka orang itu melihat keatas..., ia melihat istana cahaya yang demikian indah dan megah..., ia berkata dengan gemetar : “Untuk siapa istana indah ini wahai Allah...??, Allah menjawab : “untukmu asalkan kau mau memaafkan hamba-Ku yang mencintai Ku ini...!, aku ingin membayar kejahatannya dengan istana ini..”maka berkata orang itu : Kumaafkan Demi Allah...!!!